Now is

Kamis, 27 Desember 2007

C-Project--> anti bantat On

Cake-project



Hyaa...X mas time n New year didepan mata, mulai deh pasang ancang ancang seabreg rencana di kepala.
Salah satunya yaaa..tradisi home made cookies project.
Untuk ukuran ritual tradisi home baker amateur macam kami ini...quality bahanlah yang selalu diutamakan..ciehhh..tp jangan tanya rupanya..liat aja sendiri ya di foto2 nya.
Untuk Natal 2007 ini project nya lumayan banyak nih..banding taon lalu yang cuma buat 2 resep, bukan pesanan sih..tp berubung resep di Internet semuanya menarik..ya kita cobain aja satu satu.
Kalo gagal kan tinggal klik Plan B...cepat beliiiii gitu loh..heheheh.
Mumpung lagi ada Deby , assisten (gak apa ya Deb...jangan bilang disiksa lagi loo ya)

Ini dia sedikit catatan yang masih aku ingat, buat ancang ancang taon depan lagi..(hihihih ya iyalahhh bikin kuenya kan setaon sekali..). Gak kalah deh ama yang di pesan pesan di Bakery. Swerrr.

Choco Royal Cookies ( Kue coklat icing..namanya di bule-bule in biar kerenan dikit .Rasanya nyoklat banget, di persembahkan buat yang doyan coklat dehhh)

X mas Cookies (Cake ini renyah lo..dan manis sedikit karena ada icingnya..uenakkk)







Choco Clup ya gitu aja deh namanya, karena ujung nya di celup ama coklat, yang ini jg enak..buktinya Feia anak umur 1 taonan aja doyan,heheheh)


Kastengel
yang ini karena kastengel nya di buat bulat bulat aja, males sih mau bikin batangan)





Fruit cookies ( bukan pake buah mangga, tapi pake mix fruit yang dah di keringin itu..)
yang ini gak begitu banyak jadinya, karena ampir satu loyang gosong..hahahahaha abis buatnya dah jam 2 malem..sayang lupa di take gambarnya.



Kalo Nastar nya gw pesan aja sama Oma, soalnya buatan Oma itu Nastar jaman dulu yang gak ada duanya (ciehhh promosi nehh), buatnya aja kudu telaten. Jadi hidup Omaaa







Buat yang nungguin Kue Coklat Rambutan, maapppp, karena hrs absen taon ini...soalnya rambutan belom musim , juga males banget krn buat coklatnya suka belelehan dan pitak pitak..blm tau tekniknya sihhh.




Yah itu doank kue natal wajib tahun ini, selabihnya sih ada juga hantaran sodara sodara yang kesian ama kita..heheh.



1ST Tart

Sebelum tanggal 25 teng jam 12, aku ma Deby juga berhasil membuat Tart Choco Sponge cake pertama kami...hiks hiks..jadi terharu. Minder juga waktu nghiasnya..walopun cuma pake teknik yang paling gampang..coklat siram..tapi tetepppp tuh blentong blentong..
Belom lagi star nya ada yang besar kecil..hyaaa..biar deh..yang penting kan rasanya.
Tapi emang enak kok, buktinya sempat dipuji sama kru Novotel yang jago bikin kue.
Katanya rasanya enak (belum tau dia, kita pake sponge cake mix..hihihih) , terus kata dia hiasannya dah bagus... untuk ukuran pemula...hahahahahah.
O iya cake mix itu pula ada ceritanya. Berubung misoa beliin mixer baru, aku ma Debby sore itu merawani dulu dengan resep choco cake yang pake 6 telur. Dah di kocok 10 menit gak naik juga telurnya..padahal telurnya baru 3 hari kok (tolonggggg). Tapi nekat juga nih di terusin prosesnya. Setelah jadi adonannya..dirasain..enak..coklat banget. Giliran di panggang di Oven , kok cuma naik dikit ya....itupun cuma yang disisi kanan (halahhh). Alhasil..seperti biasa..plan B. Ambil Cake mix, kocok lagi...nah yang ini gak gagal, mengembang dengan manisnya. Kami pun bisa tersenyum.., soalnya apa kata duniaa..semua yang liat kami sibuk di dapur sudah pada nanya ..mana kuenya mana kuenya.., ntar kalo liat kue dengan kemiringan 45 derajat pasti pada bingung dah.

Ini dia tampilan kue tartnya.




Choco bantat-brownies

Kembali ke sponge cakes yang gak naik tadi, alias bantat, jadinya kita ngeles aja ..di potong2 dan di beri coklat..beres, jadi brownies dah.
Cuma yang makan agak protes..kok brownies nya keras amat!..

lah iyalah..brownies kan emang kue bantat..jadi teksturnya lebih padat juga coklatnya lebih pekat. Yang di kuliahi cuma manggut manggut tapi tidak percaya...hahahahah. Coba liat deh bentuknya..padahal maniskan...

Rabu, 26 Desember 2007

Feia in action


Sore itu cerah, terbersit di benakku untuk berkebun dan berbenah halaman. Aku melirik Feia anakku yang paling kecil..dia baru saja terbangun dari tidur siangnya.Olala..sepertinya bakal ribet nih, soalnya anakku yang satu ini sukanya ikut campur semua kegiatan mamanya alias ngerecokin..hehehe. Akhirnya kuputuskan juga untuk berkebun, dengan catatan mbaknya harus ikut serta supaya ada yang mengawasi Feia, soalnya tanaman sudah mulai gondrong..hehehe.
Benar saja, belum juga aku mulai memindahkan bibit tanaman ke dalam pot plastik yang memang baru aku beli, tangan kecil Feia sudah duluan mengambilnya dan meletakannya di kepalanya.." Opi...opi" , hehehe ruapanya Feia pikir itu topi, papanya yang kebetulan baru tiba dari kantor pun langsung mengeluarkan kamera hpnya.." Habis Feia lucu sih begitu" kata papa.
Dengan manis aku berusaha memintanya " Feia, sini nak potnya..", Feia malah menjauh " punyatuu". Feia, yang walaupun usianya baru 1,5 tahun tapi kosa katanya sudah banyak lho.Aku saja sering kaget mendengar kata-kata barunya yang mungkin dia tiru dari kakaknya.
Yang membuatku geli sekaligus terenyuh, sewaktu aku sudah hampir selesai dengan pot potku itu, tiba-tiba saja Feia kembali buat ulah..sebuah potku dibuatnya terbalik. Alamak..."Feia..,jangan nakal donk..tuh kan tanamannya jadi rusak" kataku sambil pura pura ngambek.
"yayap..." kata Feia sambil pasang muka memelas..hihih dalam hati sungguh aku mau tertawa.., ternyata Feia sudah bisa minta maaf. Pasti ini juga ditirunya dari kebiasaan meminta maaf aku atau kakaknya saat tidak sengaja membuatnya ngambek atau marah. Feia..Feia..mama sayaaang sama Feia...

Minggu, 18 November 2007

Awas Nyamuk..!


Benci nyamuk! dulu benci sekarang jadi tambah benci sm nyamuk..
Gimana nggak, hati ibu mana gak miris ngeliat anak harus 6 hari dirawat di ICU gara gara nyamuk Aedes...
jenis penyakit ini mempunyai ritme tersendiri dan seperti mengecoh kalau kita tidak waspada.

Awalnya pada hari jumat sore itu anakku yang tertua (6.5 th) merasakan tubuhnya mulai hangat. Malam harinya panasnya menjadi, hingga kurang lebih 39 derajat celcius. Keesokan harinya aku pikir gak ada salahnya kubawa ke Dokter anak. berhubung Dokter anak langganan lagi libur (hari Sabtu kan) ku bawa ke Dokter anak yang lain, disitu anakku sempat muntah dan mengaku mual juga pusing. Setelah diperiksa Dokter dan diberi penurun panas lewat dubur juga obat radang dengan catatan kalau Senin masih panas ato gak membaik supaya kembali lagi.
hari Minggu hampir setengah hari dia gak panas, malah sempat main sepeda dengan teman temannya di komplek. Tapi malamnya kembali lagi panas hingga 40 derajat..orang tua mana yg gak panik. Air hangat dan daun jarak pun dipakai untuk kompres. Hari Senin, kembali kubawa anakku ke Dokter anak langganan, dan malam itu juga dengan bekal surat dari Dokter aku bawa anakku ke lab untuk periksa darah. Hasil yang didapat, DB negative, Typus negative tapi ada penurunan trombosit. Trombosit anakku saat itu 100 rb, dari batas normalnya 150 rb.
Dokter menyarankan agar besok anakku di bawa kontrol lagi, apalagi jika keadaannya tidak ada perubahan.Malam itu akupun memberinya obat cacing (Kapsul cacing), karena aku curiga kalo ini menuju ke gejala Typus.
Subuh subuh hari selasa (hari ke 4 ), aku raba kening anakku..hmm sudah gak panas lagi, aku pikir berarti hanya radang tenggorokan! . Tetapi paginya saat kubangunkan dia mengeluh pusing dan lemas..ditambah lagi mengeluh perutnya sakit ..akupun jadi nervous..dalam hati aku berpikir jangan jangan demam berdarah..
Langsung saja kami bergegas menuju RS tempat Dokter anakku praktek, selama dijalan anakku tampak lemas sekali, jalan pun dia gak mau ..sehingga papanya harus menggendongnya.
Setelah di periksa Dokter, aku terhenyak saat dokter bilang kalau anakku harus dirawat, dan saat itu kembali anakku di haruskan periksa darah. Saat observasi, perawat dan Dokter mengatakan bahwa anakku mengalami presyok melihat tekanan darah nya yang 100/80, dan darahnya jg sudah mengental. Persendian ini jadi gemetar, apa iya? aku mengajak anakku berdoa dan mengajaknya bicara juga minum terus menerus. Setelah dua kali loading cairan infus, tensinya juga belum menunjukan kemajuan, dan Dokterpun mengirim anakku ke ICU.
Ya Tuhan, ampuni aku..tolonglah anakku.. "kenapa harus ke ICU Dok?" tanyaku.
Dokter menerangkan bahwa hasil lab yang baru di dapat anakku positive Demam berdarah, sehingga harus dimonitor dengan ketat . Semakin lemas aku jadinya..penyakit yang selama ini menjadi momok buat aku, yang membuat aku cerewet nyuruh2 anakku selalu memakai repellant malah menohok aku seperti ini. Akhirnya aku pasrah, lakukan apa sajalah Dok, yang terbaik untuk anakku.
Kembali aku berdoa. Doa dan doa, hanya itu saja yang bisa kulakukan ..apalagi melihat anakku terbaring lemah dan merintih krn perutnya sangat sakit, miris sekali aku.. andai aku bisa menggantikannya.
Apalagi tidak ada obat untuk penyakit ini, hanya terapi cairan dan pengurang rasa sakit yang diberikan. Aku benar benar hanya bisa mohon belas kasihan Tuhan.
Syukurlah Tuhan menjawab doaku, anakku bisa melewati masa kritisnya.
Hari ke 8 dia sudah bisa berbicara banyak, dan mau minum lebih banyak. Akupun memberikan cairan rebusan angkak yang di beri syrup untuk menaikan trombosit, begitu juga saran teman teman untuk memberikan jus kurma kulakukan. 6 hari sudah aku bolak balik di ruangan ICU bergantian dengan suamiku, karena aku harus menjaga si bungsu dirumah.
O iya, selama dirawat Dokter mempersilahkan aku untuk memberikan apa saja makanan atau minuman yang diinginkan anakku . Makanan kesukaannya pun sudah kubelikan, tapi gak ada yang membuatnya mau makan. Hanya permen jely Yupi yang dia mau. Biarlah, menurut perawat ICU rata rata mereka yang sakit DB disitu semuanya kehilangan selera makan.
Hingga pagi hari ke 10 pasca demam anakku dirawat di ICU, Dokter memperbolehkannya pindah ke ruang perawatan anak..duh syukur tak terkira. Dan setelah 3 hari berangsur angsur selera makannya pulih (malah kepengen makan terus) kami pun boleh membawanya pulang. Hanya saja karena saat itu rembesan cairan sempat ke paru paru, anakku masih ada sedikit batuk. Kemarin anakku sudah bersekolah seperti biasa..wah senangnya melihat dia tertawa dan bermain ceria lagi. Untung saja kami tidak menunda untuk periksa dan membawa anak kami ke Dokter, karena segala sesuatu bs saja terlambat. Ritme penyakit ini 3 hari panas tinggi 39-40 drjt, lalu hari ke 4 panas turun tetapi anak semakin lemas dan sakit perut juga pusing. Kalau sudah begini barulah test darahnya terlihat positive DBD, jangan tunda lagi untuk segera ke Dokter kalau menemui gejala sakit yang seperti ini. Juga jangan lupa 'DOA"...

berikut sedikit postingan yang saya quote dari Internet ttg penyakit ini..moga moga bisa memberi referensi supaya kita bisa lebih waspada.

Penyebab dan perantara penularan.

Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.
Manifestasi penyakit
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini, yaitu :
1.Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
2.Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
3.Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur dsb.
4.Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

Pengobatan.
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika

Pencegahan.
Pencegahan dilakukan dengan MENGHINDARI GIGITAN NYAMUK di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut KENAKAN PAKAIAN YANG LEBIH TERTUTUP, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. GUNAKAN CAIRAN/KRIM ANTI NYAMUK (MOSQUITO REPELLANT) yang banyak dijual di toko-toko, pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian.

Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate (yang dapat dibeli di apotik) pada bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit / selokan di dalam dan di sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya tidak / kurang mengalir. Kolam / akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot nyamuk (yang banyak dijual di toko-toko) BILA TAMPAK NYAMUK BERKELIARAN DI PAGI / SIANG / SORE HARI.
Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit. Hubungi PUSKESMAS setempat untuk meminta fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat.
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.