Benci nyamuk! dulu benci sekarang jadi tambah benci sm nyamuk..
Gimana nggak, hati ibu mana gak miris ngeliat anak harus 6 hari dirawat di ICU gara gara nyamuk Aedes...
jenis penyakit ini mempunyai ritme tersendiri dan seperti mengecoh kalau kita tidak waspada.
Awalnya pada hari jumat sore itu anakku yang tertua (6.5 th) merasakan tubuhnya mulai hangat. Malam harinya panasnya menjadi, hingga kurang lebih 39 derajat celcius. Keesokan harinya aku pikir gak ada salahnya kubawa ke Dokter anak. berhubung Dokter anak langganan lagi libur (hari Sabtu kan) ku bawa ke Dokter anak yang lain, disitu anakku sempat muntah dan mengaku mual juga pusing. Setelah diperiksa Dokter dan diberi penurun panas lewat dubur juga obat radang dengan catatan kalau Senin masih panas ato gak membaik supaya kembali lagi.
hari Minggu hampir setengah hari dia gak panas, malah sempat main sepeda dengan teman temannya di komplek. Tapi malamnya kembali lagi panas hingga 40 derajat..orang tua mana yg gak panik. Air hangat dan daun jarak pun dipakai untuk kompres. Hari Senin, kembali kubawa anakku ke Dokter anak langganan, dan malam itu juga dengan bekal surat dari Dokter aku bawa anakku ke lab untuk periksa darah. Hasil yang didapat, DB negative, Typus negative tapi ada penurunan trombosit. Trombosit anakku saat itu 100 rb, dari batas normalnya 150 rb.
Dokter menyarankan agar besok anakku di bawa kontrol lagi, apalagi jika keadaannya tidak ada perubahan.Malam itu akupun memberinya obat cacing (Kapsul cacing), karena aku curiga kalo ini menuju ke gejala Typus.
Subuh subuh hari selasa (hari ke 4 ), aku raba kening anakku..hmm sudah gak panas lagi, aku pikir berarti hanya radang tenggorokan! . Tetapi paginya saat kubangunkan dia mengeluh pusing dan lemas..ditambah lagi mengeluh perutnya sakit ..akupun jadi nervous..dalam hati aku berpikir jangan jangan demam berdarah..
Langsung saja kami bergegas menuju RS tempat Dokter anakku praktek, selama dijalan anakku tampak lemas sekali, jalan pun dia gak mau ..sehingga papanya harus menggendongnya.
Setelah di periksa Dokter, aku terhenyak saat dokter bilang kalau anakku harus dirawat, dan saat itu kembali anakku di haruskan periksa darah. Saat observasi, perawat dan Dokter mengatakan bahwa anakku mengalami presyok melihat tekanan darah nya yang 100/80, dan darahnya jg sudah mengental. Persendian ini jadi gemetar, apa iya? aku mengajak anakku berdoa dan mengajaknya bicara juga minum terus menerus. Setelah dua kali loading cairan infus, tensinya juga belum menunjukan kemajuan, dan Dokterpun mengirim anakku ke ICU.
Ya Tuhan, ampuni aku..tolonglah anakku.. "kenapa harus ke ICU Dok?" tanyaku.
Dokter menerangkan bahwa hasil lab yang baru di dapat anakku positive Demam berdarah, sehingga harus dimonitor dengan ketat . Semakin lemas aku jadinya..penyakit yang selama ini menjadi momok buat aku, yang membuat aku cerewet nyuruh2 anakku selalu memakai repellant malah menohok aku seperti ini. Akhirnya aku pasrah, lakukan apa sajalah Dok, yang terbaik untuk anakku.
Kembali aku berdoa. Doa dan doa, hanya itu saja yang bisa kulakukan ..apalagi melihat anakku terbaring lemah dan merintih krn perutnya sangat sakit, miris sekali aku.. andai aku bisa menggantikannya.
Apalagi tidak ada obat untuk penyakit ini, hanya terapi cairan dan pengurang rasa sakit yang diberikan. Aku benar benar hanya bisa mohon belas kasihan Tuhan.
Syukurlah Tuhan menjawab doaku, anakku bisa melewati masa kritisnya.
Hari ke 8 dia sudah bisa berbicara banyak, dan mau minum lebih banyak. Akupun memberikan cairan rebusan angkak yang di beri syrup untuk menaikan trombosit, begitu juga saran teman teman untuk memberikan jus kurma kulakukan. 6 hari sudah aku bolak balik di ruangan ICU bergantian dengan suamiku, karena aku harus menjaga si bungsu dirumah.
O iya, selama dirawat Dokter mempersilahkan aku untuk memberikan apa saja makanan atau minuman yang diinginkan anakku . Makanan kesukaannya pun sudah kubelikan, tapi gak ada yang membuatnya mau makan. Hanya permen jely Yupi yang dia mau. Biarlah, menurut perawat ICU rata rata mereka yang sakit DB disitu semuanya kehilangan selera makan.
Hingga pagi hari ke 10 pasca demam anakku dirawat di ICU, Dokter memperbolehkannya pindah ke ruang perawatan anak..duh syukur tak terkira. Dan setelah 3 hari berangsur angsur selera makannya pulih (malah kepengen makan terus) kami pun boleh membawanya pulang. Hanya saja karena saat itu rembesan cairan sempat ke paru paru, anakku masih ada sedikit batuk. Kemarin anakku sudah bersekolah seperti biasa..wah senangnya melihat dia tertawa dan bermain ceria lagi. Untung saja kami tidak menunda untuk periksa dan membawa anak kami ke Dokter, karena segala sesuatu bs saja terlambat. Ritme penyakit ini 3 hari panas tinggi 39-40 drjt, lalu hari ke 4 panas turun tetapi anak semakin lemas dan sakit perut juga pusing. Kalau sudah begini barulah test darahnya terlihat positive DBD, jangan tunda lagi untuk segera ke Dokter kalau menemui gejala sakit yang seperti ini. Juga jangan lupa 'DOA"...
berikut sedikit postingan yang saya quote dari Internet ttg penyakit ini..moga moga bisa memberi referensi supaya kita bisa lebih waspada.
Penyebab dan perantara penularan.Penyakit ini disebabkan oleh suatu
virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Vektor yang berperan dalam
penularan penyakit ini adalah nyamuk
Aedes aegypti.
Manifestasi penyakitSesudah
masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini, yaitu :
1.Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
2.Dengue klasik, penderita mengalami
demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
3.Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD)
gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur dsb.
4.Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan
syok / presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Pengobatan.Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui
infus.Demam diusahakan diturunkan dengan
kompres dingin, atau pemberian
antipiretikaPencegahan.Pencegahan dilakukan dengan MENGHINDARI GIGITAN NYAMUK di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut KENAKAN PAKAIAN YANG LEBIH TERTUTUP, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. GUNAKAN CAIRAN/KRIM ANTI NYAMUK (MOSQUITO REPELLANT) yang banyak dijual di toko-toko, pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian.
Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate (yang dapat dibeli di apotik) pada bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit / selokan di dalam dan di sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya tidak / kurang mengalir. Kolam / akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot nyamuk (yang banyak dijual di toko-toko) BILA TAMPAK NYAMUK BERKELIARAN DI PAGI / SIANG / SORE HARI.
Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit. Hubungi PUSKESMAS setempat untuk meminta
fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat.
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN),
Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan
Abatisasi.